Rabu, 19 September 2012

BAGAIMANA PERKEMBANGAN ZAMAN YANG MENGKIKIS BAHASA DAERAH


BAGAIMANA PERKEMBANGAN  ZAMAN YANG MENGKIKIS BAHASA DAERAH 

Oleh: Ahmat Nurul Fauzar*
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang sudah modern, masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai luhur nenek moyang yang disebut dengan kebudayaan. Nilai-nilai kearifan lokal kian terkikis seiring dengan perkembangan zaman dan minimnya sosialisasi kebudayaan kepada generasi saat ini yang cenderung mengalami gagap budaya. Pengenalan dan pelestarian budaya merupakan hal penting yang harus terus diupayakan dengan berbagai cara. Salah satu yang dipandang dalam maslah ini adalah mulai terkikisnya budaya bahasa daerah.
Perkembangan zaman yang pekat telah membuat sebagian bahas a daerah di Indonesia telah mulai hilang dengan perlahan-lahannya. Dengan sebagai contoh, kita bias lihat  dalam data yang telah dihimpun dari penyurveian terakhir didapat bahwa bahasa daerah yang masih digunakan di Indonesia tinggal hanya beberapa persen saja. Ini merupakan berita yang sangat mencengangkan bagi kita, terutama bagi generasi muda. Mengapa kita sebagai generasi muda dengan mudahnya menghilangkan budaya bahasa daerah tersebut. Kita sebagai generasi muda harapan bangsa harus optimis dalam menyingkapi hal ini, tetapi hal ini bertolak belakang dengan keadaan sekarang.
Dalam istilah atau filsafat Budaya Jawa dikenal kalimat ”Wong Jowo sing ora Njowoni” yang berarti ”Orang Jawa yang tidak Men-Jawai”, itulah makna yang bias kita simpulkan dalam masalah yang berkaitan dengan ini. Dalam permasalahan ini perlu adanya solusi yang dapat memecahkan problem yang ruwet, dengan kata lain dapat berupa pembaharuan dalam bidang pendidikan, yang dapat menyelelesaikan problem ini, salah satunya  dengan diadakannya program ”One Day Javanese” yang baru tahun kemarin hingga sekarang yang telah diselenggerakan di salah satu Sekolah Menengah di Surabaya. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan budaya bahasa kearifan local pada masyarakat zaman sekarang, yang telah terkikis, terutama pada lini generasi muda.
*Mahasiswa S1 jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar